Awyawera

Ironisme Aywawera

I  W a y a n  S u k a r m a

Awyawera tergolong terma etika terapan, berupa larangan untuk membuka rahasia sembarangan dan rahasia jangan dimainkan. Dilarang membuka rahasia sembarangan berarti boleh membuka dengan tidak sembarangan. Membuka dengan tidak sembarangan berarti membuka dengan aturan dan prosedur yang benar serta dengan serius dan sungguh-sungguh. Dengan kata lain, aywawera sesungguhnya metode untuk membuka, menyingkap, dan mengungkap pengetahuan benar, kebenaran.       
“Aywawera” terbentuk dari kata “aywa” berarti jangan dan “wera” berarti lapang, lega. Keseluruhannya berarti jangan dilapangkan, jangan dilegakan, jangan dibukakan, dan jangan dikatakan. Penekanannya pada kata “aywa” (Jawa Kuna) atau “awya” (Sanskerta) berarti jangan, larangan. Dalam bentuk populernya (di Bali) menjadi ajawera berarti de ewer, jangan main-main; sing dadi orang, tidak boleh bilang, jangan katakan. Larangan, pernyataan dalam bentuk negatif tergolong etika terapan; lawan dari perintah, pernyataan dalam bentuk positif. Aywawera memang melarang seseorang mengatakan dan membuka suatu rahasia yang diketahuinya secara sembarangan. Aywawera merupakan aturan dan prosedur untuk menyimpan dan menyembunyikan suatu rahasia sehingga mempunyai kekuatan memaksa secara etis. 
Untuk menjaga kerahasiaan suatu ajaran biasanya kata “aywawera” digunakan bersamaan dengan kata “aywacumacad”, jangan mencela, menghina; dan “aywakorup”, jangan ditambah-kurangi, dipertukarkan pada kalimat penutup lontar-lontar berbahasa Bali dan Jawa-Kuna. Bukan hanya lontar, malahan Bhagawadgita merupakan ajaran rahasia. “Demikianlah ilmu pengetahuan yang paling rahasia dari semua mistik, telah Ku-ajarkan kepadamu; setelah mempertimbangkan semua ini sepenuhnya, bertindaklah seperti yang engkau kehendaki” (XVIII.63). Hanya saja zaman kemajuan telah mencerahi kehidupan, meluaskan pandangan-dunia, dan menjernihkan wawasan-pikiran. Seolah-olah tidak ada lagi tempat untuk menyembunyikan ajaran dan menyimpan rahasia. Menyembunyikan dan menyimpannya secara terbuka di tempat benderang hanyalah ironi. Apakah benar zaman kemanjuan melahirkan ironisme aywawera?               
 
Awyawera dan Keterbukaan
Keterbukaan memang tema utama zaman kemajuan yang proyeknya dimulai sejak Abad Pencerahan (Age of Enlightenment). Inti semangatnya hendak melakukan revisi atas kepercayaan tradisional, menyingkirkan pengaruh keagamaan, dan mewarnai kehidupan dengan ideologi sakularisme. Semangat inilah kekuatan yang membawa perubahan dalam kehidupan terutama pada tatanan dan peralatan. Tatanan kehidupan yang semula bertumpu pada nilai-nilai warisan dan nilai-nilai ketuhanan kemudian, menjadi lebih mengandalkan akal. Alasannya, akal mempunyai sifat universal karena setiap orang memiliki akal dan akal pada setiap orang bekerja berdasarkan hukum yang sama, yaitu prinsip-prinsip alam. Dari sini manusia mulai menyadari dirinya menjadi pusat realitas sehingga merasa mampu mengatur dirinya bersama alam.
Perubahan tatanan kehidupan secara langsung mempengaruhi perubahan peralatan hidup untuk menangani pesatnya perkembangan kebutuhan, kepentingan, dan keperluan hidup. Sederhananya, perubahan sistem kehidupan karena perubahan tujuan pengetahuan (kebutuhan, kepentingan, dan keperluan hidup) memang secara langsung mempengaruhi perubahan aturan dan prosedur beserta peralatan hidup. Seperti kesederhanaan peralatan hidup masyarakat agraris dan kecanggihan peralatan hidup masyarakat industri. Peralatan hidup yang super-canggih, bukan hanya berkaitan dengan kegiatan pertanian, bahkan pada semua aspek kehidupan. Kecanggihan peralatan hidup telah mengubah kesadaran manusia menyerupai mesin, humanis-mekanistik. Manusia menjadi pemburu kebaruan dan perumus rencana seiring dengan kreativitas menciptakan teknologi untuk memudahkan kehidupan. Teknologi inilah puncak pencapaian peralatan hidup.
Kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi misalnya, menghapus batas antarnegara dan bangsa serta sekat-sekat antarbudaya. Kemudian, menyatukan dunia menjadi satu tatanan global. Peristiwa lokal dapat saja disebabkan oleh peristiwa regional yang kejadiannya berjauhan dan berakibat pada peristiwa global melanda seluruh dunia. Perhatikanlah pertumbuhan ekonomi dan perkembangan politik dunia berlangsung melalui rangkaian negosiasi-negosiasi kebutuhan dan kepentingan nasional. Seperti merkantilisme mengusung ekonomi politik untuk menambah kekuasaan dengan mengorbankan kekuatan nasional saingan secara tersamar masih berlangsung, bahkan ketika ekonomi kapitalis sedang bergairah. Dengan dukungan efektivitas komunikasi dan kerja keras sains menguak misteri alam dan rahasia kehidupan membuat ekonomi politik semakin menguasai tatanan kehidupan.
Ketika sains menganjurkan rasionalitas menjadi satu-satunya pedoman menangani masalah kehidupan kemudian, ekonomi mengubah kebutuhan (hidup) menjadi kepentingan (politik) dan keinginan (kekuasaan), seperti perubahan nilai-nilai budaya menjadi barang niaga. Ekonomi menyingkap dan memproduksi makna budaya serta mendistribusikannya melalui iklan-iklan sehingga aywawera semakin tersingkir dan terkesan tanpa daya. Kesan ini semakin jelas, ketika politik mengungkap dan mendemonstrasikan makna budaya untuk mengatur kehidupan bersama. Apabila rahasia kehidupan sudah tersingkap (tampil dari penyimpanan) dan terungkap (tampak dari persembunyian), maka aywawera (semangat menyimpan dan menyembunyikan rahasia) terkesan ironis. Kepercayaan tradisional yang membatasi penyebaran dan menutup kerahasiaan informasi, selain terkesan ironis, juga paradoks dengan kemajuan zaman. 
Apalagi zaman kemajuan melalui proyek pemberdayaan telah suskes mewujudkan kemandirian manusia yang cenderung individualistik. Karakter ini lebih menekankan pada pentingnya tanggung jawab, kemerdekaan, dan kebebasan pribadi. Manusia individualis menempatkan kehendak pribadi sebagai satu-satunya panduan dan andalan hidup. Mereka menentang sistem keutuhan, kolektivitas, dan kekuasaan lembaga. Mereka melawan segala bentuk intervensi termasuk imbauan moral, baik dari kelompok maupun masyarakat atas kehendak pribadi. Mereka beranggapan peraturan dan standar moral hanya menghalangi kebebasan manusia, karena itu mereka melawan anggapan-anggapan yang menempatkan tujuan kelompok atau komunitas lebih penting daripada tujuan pribadi. Tentu saja ironis, bila meminta mereka menyimpan dan menyembunyikan rahasia kelompok atau komunitas.
Rahasia di Balik Aywawera 
Menyimpan dan menyembunyikan rahasia memang pesan utama dari aywawera yang berarti jangan dikatakan sembarangan. Pesan ini lazim dipakai menutup penjelasan suatu ajaran, karena itu setidaknya dapat dipahami dari dua segi. Pertama, dari segi ajaran, yang karena sifatnya rahasia sehingga tidak boleh sembarangan mengatakannya. Baik menurut aturan, prosedur, dan tujuan maupun waktu dan tempatnya. Bila melanggar larangan itu dapat menimbulkan akibat yang tidak diharapkan, bahkan kontra produktif terhadap tujuan ajaran itu sendiri. Kedua, dari segi pembelajar, yang karena memiliki karakteristik spesifik sehingga tidak boleh sembarangan mengumbarnya kepada orang sembarangan dan sembarang orang. Seperti murid-murid terikat pada peraturan dan tata tertib sekolah.
Apalagi murid-murid pasraman, selain mempelajari beragam pengetahuan sekuler yang berguna untuk menjalani kehidupan, juga mempelajari pengetahuan keagamaan dan pengetahuan mistik yang berguna untuk menghadapi kematian. Pengetahuan sekuler tidak begitu rahasia, kecuali menurut jenjang, program studi, tingkat kelas, dan semester yang lebih menekankan pada penguasaan konsep. Berbeda dengan pengetahuan sekuler tersebut pengetahuan keagamaan membutuhkan penghayatan lebih mendalam berkenaan dengan praktik. Tujuan belajar pengetahuan keagamaaan tidak hanya menguasai konsep tentang ajaran agama, tetapi mempraktikkannya dalam kehidupan untuk memperoleh pengalaman keagamaan. Murid-murid pasraman adalah umat Hindu yang sedang memperdalam ajaran agama sehingga dilarang mengumbarnya. Ajaran agama untuk dipraktikkan, bukan dihapal saja dan dipermainkan. 
Pengetahuan agama, selain untuk menjalani kehidupan, juga menghadapi kematian sehingga ajaran agama mempunyai sifat eksoterik dan esoterik. Ajaran agama yang bersifat esoterik misalnya, ketuhanan, penciptaan, peleburan, keselamatan jiwa, dan alam setelah kematian. Pengetahuan rohaniah itu tidak mungkin dipahami tanpa interpretasi mendalam yang aturan dan prosedurnya membutuhkan kecerdasan yang paling dewasa. Metode ini membatasi pengajarannya karena pengetahuan rohaniah bersifat rahasia bagi murid-murid yang kecerdasan belum dewasa. Dalam agama Hindu misalnya, Brahman (Upanisad), Ista Mantra (Tantra) termasuk kosmologi, kosmogoni, dan eskatolagi. Artinya, agama bukan sekadar koleksi sistem kepercayaan, budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan kehidupan realistik, tetapi juga tatanan mistik.       
Pengetahuan mistik berbeda dengan pengetahuan sain yang logis-empiris tentang objek empiris dan pengetahuan filsafat yang hanya logis tentang objek yang abstrak-logis. Pengetahuan mistik bersifat supra-rasional tentang objek yang supra-rasional sehingga lazim terkesan tidak rasional. Hubungan sebab-akibat supra-rasional pengetahuan mistik tidak dapat dipahami melalui hubungan sebab-akibat rasio. Misalnya, pengetahuan tentang Tuhan dan pengalaman keagamaan yang diperoleh melalui latihan spiritual dan beragam bentuk meditasi lainnya. Ajaran-ajaran kedyatmikan, kesaktian, kelepasan, kesempurnaan, dan kemoksan tergolong pengetahuan mistik bersifat rahasia, bahkan sangat dirahasiakan pemiliknya. Bila mengumbarnya sembarangan, kadang-kadang pemiliknya dianggap sakit jiwa. Pengetahuan mistik kadang-kadang mempunyai bukti empiris, tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Hanya saja kerahasiaan pengetahuan mistik menyebabkan semua jenis pengetahuan bersifat rahasia termasuk pengetahuan terapan yang berguna dalam kehidupan. Gunawidya tersimpan dalam lontar-lontar dan kitab-kitab lainnya tersembunyi menjadi ‘pengetahuan rahasia’ karena larangan membacanya. Pengetahuan semacam itu tetap menjadi rahasia, bahkan bagi pemilikinya sendiri karena tidak berani membukanya. Akibatnya, terjadilah peristiwa nyungsung lontar pengayam-ayam atau lontar sejenis dengan itu dikira prasasti pura. Ketakutan akan tulah hidup dan kutukan mistik lainnya menyebabkan semua jenis lontar menjadi rahasia. Malahan pemiliknya menyimpan dengan sesajen khusus, apalagi pada hari suci Sasaraswati. Lontar mendapat perlakuan yang serupa dengan pratima pura, selain diupacarai sebagai simbol sakral, juga dirahasiakan.         

Aywawera Kontemporer
Rahasia barangkali satu dari banyak dimensi kehidupan. Kehidupan mempunyai dimensi rahasia karena ketidakterbatasan ruang dan waktu beserta misteri alam. Dimensi ini dapat diduga menyebabkan munculnya wacana aywawera, de ewer, jangan main-main karena banyak rahasia. Kalau kehidupan adalah permainan, janganlah dipermainkan, bila tidak mau menjadi permainan permainan kehidupan. Seperti peringatan Driyarkara berikut, “Barang siapa mempermainkan permainan, akan menjadi permainan permainan”. Begitu juga rahasia kehidupan jangan dipermainkan, bila tidak mau menjadi permainan permainan rahasia kehidupan. Rahasia kehidupan tidak hanya terdapat pada masa lalu atas nama nilai-nilai warisan, tetapi juga kehidupan sekarang tidak kurang rahasianya. Perhatikanlah cara suami dan istri merahasiakan hubungan pribadinya. 
Bukan hanya hubungan, bahkan seorang suami atau istri mempunyai rahasia yang disimpan untuk dirinya sendiri. Apabila rahasia pribadi tersebut dipermainkan, maka suami dan istri akan menjadi permainan permainan rahasia kehidupannya sendiri. Bukan hanya rumah tangga, bahkan keluarga menjadi permainan permainan rahasia kehidupan mereka. Driyarkara mengingatkan, “Mainlah dalam permainan, tetapi janganlah main-main! Mainlah dengan sungguh-sungguh, tetapi permainan jangan dipersungguh”. Dalam permainan rahasia kehidupan inilah perusahan dan lembaga produksi lainnya menyimpan rahasianya. Entah berupa laporan pajak dan keuangan lainnya atau rahasia barang-barang produksinya. Semua barang-barang prokdusi mempunyai rahasia tersendiri yang menjadi keistimewaan nilai guna dan merek yang menjadi label menentukan nilai jual.                   
Perhatikanlah merek dan keistimewaan barang-barang produksi, seperti makanan, minuman, pakaian, asesori, kosmetik, perabotan, dan peralatan lainnya. Semua barang itu mempunyai keistimewaan yang menjadi rahasianya. Perhatikanlah telepon seluler yang kita pakai sehari-hari. Sarana komunikasi ini bersifat rahasia tidak hanya dari perusahan, tetapi pemakaiannya memang rahasia sehingga dipandang tidak sopan membuka aplikasi telepon orang lain. Pemilik rahasia bumbu sate-gule kambing atau rahasia bumbu masakan padang tidak mungkin diumbar sembarangan. Kecuali makanan sukla, entah mempunyai rahasia ataupun tidak rupanya, masih menyisakan pertanyaan. Begitulah rahasia biarkanlah tetap sebagai rahasia, janganlah diobral sembarangan, karena itu jangan dipermainkan. Bermainlah dengan rahasia, tetapi janganlah mau dipermainkan rahasia.
Agar tidak dipermainkan rahasia kehidupan, aywawera mengimbau kita mesti bisa mengambil jarak kritis terhadap permainan kehidupan. Selain melarang, juga aywawera mengimbau kita, mengerti dan mengikuti aturan mainnya, seperti panggung, sarana, dan tujuan kehidupan. Bila menggebu-gebu dengan hasrat memenangkan permainan, tetapi tidak mengindahkan sistem permainan, kita akan menjadi korban permainan kehidupan itu sendiri. Aywawera menyuruh kita masuk ke dalam sistem permainan kehidupan sekaligus harus memasang jarak kritis. Apalagi seorang politikus, tidak dianjurkan asyik menikmati permainan politik, bila tidak mau menjadi korban dari permainan politik. Mengingat bukan hanya kepentingan dirinya sendiri, bahkan banyak korban tidak langsung lainnya, seperti kebutuhan dan keperluan rakyat.               
Dunia politik memang penuh dengan aywawera karena langkah politik berkeliaran dalam senyap, menempuh jalan-jalan sunyi, sepi dari tepuk tangan, dan tersembunyi dari sorotan khalayak. Demi menjaga dan melindungi kepentingan yang lebih luas kadangkala politik terpaksa mengorbankan kepentingan dalam skup lebih kecil. Korban-korban seperti ini bersifat aywawera, hanya menjadi pengalaman politikus. Demi menjaga keseimbangan pemenuhan kebutuhan dan keperluan dengan tingkat ketersediaan, bahkan politik dengan suka rela mengorbankan kepentingannya sendiri. Tanpa kita sadari, aywawera merangkai kekuasaan parlemen dan departemen dengan bertumpu pada kebutuhan dan keperluan, bahkan kepentingan rakyat dalam langkah sunyi politik santun. Dalam keseharian rupanya, kita selalu bermain-main dengan rahasia, aywawera.

Awyawera dan Pengetahuan
Kehidupan mempunyai dimensi rahasia, sisi gelap sebagai bagian integral dari sisi terangnya. Seperti tenggelamnya pengetahuan pada malam hari menunggu kebangkitannya pada pagi hari. Di antara gelap dan terang, tertutup dan terbuka, tersimpan dan tersingkap, tersembunyi dan terungkap itu aywawera duduk tenang menunggu kesempatan. Aywawera menunggu saat yang tepat untuk membuka, menyingkap, dan mengungkap segala rahasia kehidupan menjadi pengetahuan benar, kebenaran. Kebenaran inilah syarat yang mengikat ayawawera, tidak boleh mengumbar rahasia pengetahuan benar sembarangan. Pengetahuan benar, kebenaran memang rahasia, karena itu tidak boleh main-main, jangan dipermaikan. Seperti saran Driyarkara, “Bermainlah untuk bahagia, tetapi janganlah mempermainkan bahagia”. Kebenaran aywawera hanya untuk bahagia.
Kebenaran adalah pengetahuan benar. Setiap jenis pengetahuan mempunyai kriteria kebenaran sendiri, karena itu muncul banyak kebenaran. Banyaknya kriteria kebenaran itu dapat diduga menjadi satu pendorong munculnya aywawera, “Tunda kebenaran yang Anda miliki”. Apalagi telaah efistemologi menggambarkan tiga jenis kebenaran, yaitu kebenaran efistemologis, kebenaran ontologis, dan kebenaran semantis. Ketiganya adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan, kebenaran sebagai sifat hakikat segala sesuatu, dan kebenaran yang melekat pada tutur kata dan bahasa. Kebenaran pengetahuan biasanya diformulasikan melalui tiga pandangan, yaitu korespondensi, koherensi, dan pragmatisme. Kebenaran korespondensi, kesesuaian pernyataan dengan kenyataan. Kebenaran koherensi, kesesuaian pernyataan dengan pernyataan. Kebenaran pragmatisme, kegunaan, dapat dikerjakan, dan memuaskan.             
Untuk membuka, menyingkap, dan mengungkap kebenaran itu kita membutuhkan seperangkat aturan dan prosedur, berupa metode penelitian, sebagaimana terbungkus rapi dalam aywawera. Sesungguhnya awyawera membungkus rapat metode penyingkapan dan pengungkapan pengetahuan benar dengan meminta penundaan makna dan melakukannya dengan aturan dan prosedur yang benar. Di balik larangan, “Jangan katakan sembarangan” dan “Jangan main-main” sesungguhnya mengandung perintah, “Katakan menurut aturan dan prosedur yang benar” serta “Serius dan sungguh-sungguhlah”. Tindakan menyingkap dan mengungkap pengetahuan benar, seperti lazimnya dalam penelitian memang harus dilakukan berdasarkan aturan dan prosedur yang benar serta dikerjakan dengan keseriusan pikiran dan kesungguhan hati (metodis). Fungsi metodis inilah rahasia utama aywawera.





BALI PUSEH

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Bumi Rumah Kita

  Membaca Ulang Wasudewa Kutumbakam   I   W a y a n   S u k a r m a   Bumi adalah rumah kita bersama. Dunia adalah keluarga kita...