FILSAFAT ILMU (SERI)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANWIRA MEDIKA PPNI BALI

FILSAFAT ILMU
OLEH
I WAYAN SUKARMA

BAGIAN KETIGA:FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI
FILSAFAT ILMU MENJELASKAN DUDUK PERKARA ILMU: LANDASAN ASUMSINYA, LOGIKANYA, HASIL EMPIRIK, DAN BATAS KEMAMPUANNYA.
METODOLOGI PENELITIAN MENJELASKAN PENGEMBANGAN ILMU BERDASARKAN TRADISINYA: DEDUKTIF DAN INDUKTIF.
FILSAFAT ILMU ATAUPUN METODOLOGI PENELITIAN BERSIFAT MENGISI DAN MEMPERLUAS CAKRAWALA KOGNITIF FILSAFAT ILMU.


METODOLOGI
METODOLOGI MEMPERTANYAKAN:
APAKAH BENTUK LOGIKA DARI HUKUM ALAM ITU?
PADA KONDISI BAGAIMANAKAH KONSEPSI HUKUM ALAM ITU BISA DITERIMA?
PADA KONDISI APAKAH SEBUAH GAGASAN DAPAT DIHILANGKAN?
FUNGSI DARI SEBUAH PROPOSISI DALAM MENGONTROL PROPOSISI YANG LAINNYA?
SEBERAPA JAUH HUKUM YANG ADA BISA DIMAPANKAN PADA KONDISI YANG BAIK JUGA RASIONALITAS HUKUM ALAM SEMESTA?
SEBELUMNYA, MARI PERIKSA ASUMSI DASAR PROSES KEILMUAN.



ASUMSI DASAR PROSES KEILMUAN
PROSES KEILMUAN TERJADI KARENA PERTEMUAN SUBJEK ILMU DENGAN OBJEK ILMU. ILMU TERDIRI ATAS TIGA UNSUR: SUBJEK, OBJEK, DAN PERTEMUAN.
PROSES INI MELAHIRKAN EMPAT ALIRAN KEFILSAFATAN: RASIONALISME, EMPIRISME, KRITISISME, DAN INTUISIONISME.


RASIONALISME
SUMBER PENGETAHUAN ITU ADALAH RASIO (SUBJEK).
RASIO ADALAH BERPIKIR DAN BERPIKIR INILAH YANG MEMBENTUK PENGETAHUAN.
PENGETAHUAN INILAH DASAR TINDAKAN.
PERBEDAAN PENGETAHUAN MELAHIRKAN PERBEDAAN TINDAKAN.
MENEKANKAN PENTINGNYA: AKAL, IDE, SUBSTANSI, FORM, KAUSALITAS, DAN KATEGORI DALAM PROSES KEILMUAN.


EMPIRISME
SUMBER PENGETAHUAN ADALAH PENGALAMAN (LAHIR DAN BATIN).
PENGALAMAN INDERAWI SEBAGAI PERMULAAN PENGENALAN. PENGENALAN INTELEKTUAL ITU SEMACAM PERHITUNGAN, YAKNI PENGGABUNGAN DATA-DATA INDERAWI YANG SAMA DENGAN CARA BERLAINAN.
MANUSIA DAN ALAM SEBAGAI OBJEK PENGENALAN MERUPAKAN SISTEM MATERI DAN PROSES YANG BERLANGSUNG TERUS-MENERUS ATAS DASAR HUKUM-HUKUM MEKANISME.


KRITISISME
CIRI PENGETAHUAN ADALAH BERSIFAT UMUM, MUTLAK, DAN MEMBERIKAN PEGERTIAN BARU.
PENGETAHUAN ITU MERUPAKAN SINTESIS DARI UNSUR-UNSUR YANG ADA SEBELUM PENGALAMAN, YAKNI UNSUR-UNSUR A PRIORI DENGAN UNSUR-UNSUR YANG ADA SETELAH PENGALAMAN, YAKNI UNSUR-UNSUR APOSTERIORI.
PROSES ITU TERJADI DALAM TIGA TINGKATAN PENGETAHUAN (PENCERAPAN INDERAWI, AKAL-BUDI, DAN RASIO/INTELEK).


INTUISIONISME
INTUISI MERUPAKAN SARANA UNTUK MENGETAHUI SECARA LANGSUNG DAN SEKETIKA.
INTUISI ADALAH NALURI YANG MENJADI KESADARAN DIRI SENDIRI DAN DAPAT MENUNTUN MANUSIA KE DALAM KEHIDUPAN BATIN.
UNSUR UTAMA PENGETAHUAN ADALAH KEMUNGKINAN ADANYA SUATU BENTUK PENGHAYATAN LASUNGSUNG (INTUISI), SELAIN PENGALAMAN INDERAWI.
PENGETAHUAN YANG SEMPURNA (MENGATASI AKAL DAN INTELEK) ADALAH PENGETAHUAN DIPEROLEH DENGAN INTUISI.
PENGETAHUAN INTUITIF BERASAL DARI INTUISI YANG DIPEROLEH MELALUI PENGAMATAN LANGSUNG, TIDAK MENGENAI OBJEK LAHIRIAH, MELAINKAN MENGENAI KEBENARAN DAN HAKIKAT SUATU OBJEK.


ALAT-ALAT METODOLOGI
METODOLOGI MEMUAT TIGA DALIL :
LOGIKA KONSISTENSI = VALID KARENA OBJEKTIF (LOGIKA FORMAL).
INTERPRETASI SUBJEKTIF = KONSEPSI, “MODEL DARI PEMAHAMAN INDIVIDU” MENJELASKAN FAKTA-FAKTA YANG DIAMATI.
KECUKUPAN = PEMBENAR KONSISTENSI KONSEP-KONSEP DITERIMA PENGALAMAN AKAL SEHAT DARI KENYATAAN.


AKAL DAN BUDI
KEMAMPUAN AKAL (RASIO) TERLETAK PADA KEMAMPUAN MEMBEDAKAN, MENGGOLONGKAN, BAIK KUANTITATIF MAUPUN KUALITATIF, SERTA MENYATAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN DAN MEREDUKSI HUBUNGAN-HUBUNGAN. RASIO MENYATAKAN “YA” DAN “TIDAK”.
KEMAMPUAN BUDI TERLETAK PADA KREATIVITAS, YAKNI PEMULA DALAM BIDANG NALAR, ILMU, ETIKA, DAN ESTETIKA. BUDI BERDIMENSI RASA DAN RASA ADALAH MEDIA KONTAK ANTARA MANUSIA DAN YANG ILAHI.
MANUSIA DENGAN PENGETAHUANNYA DAPAT MEMILIH BERDASARKAN VALIDASI MORAL.


MANUSIA, NALAR, DAN PENGETAHUAN
MANUSIA MEMILIKI KEMAMPUAN MENGETAHUI:
KEMAMPUAN KOGNITIF: LANDASANNYA ADALAH AKAL ATAU RASIO.
KEMAMPUAN AFEKTIF: KEMAMPUAN MERASAKAN YANG DIKETAHUI, BAIK CINTA (LOVE) MAUPUN INDAH (BEAUTY).
KEMAMPUAN KONATIF: KEMAMPUAN UNTUKMENCAPAI APA YANG DIRASAKAN. KONASI ADALAH WIIL, KEMAUAN, KEINGINAN, DAN HASRAT (DAYA DORONG).


NALAR ATAU BERPIKIR
KESADARAN ADALAH LANDASAN UNTUK NALAR ATAU BERPIKIR.
MANUSIA MEMIKIRKAN SEGALA SESUATU, BAIK YANG DAPAT DIINDERA (PENGALAMAN) MAUPUN TIDAK DAPAT DIINDERA (METAFISIKA).
BERIKIR TENTANG PENGALAMAN DISEBUT BERPIKIR EMPIRIKAL DAN BERPIKIR TENTANG DUNIA METAFISIKA DISEBUT BERPIKIR TRASENDENTAL.
MANUSIA BERPIKIR UNTUK MENEGAKKAN KEBENARAN. KEBENARAN ITU HARUS DICAPAI DENGAN BERPIKIR BAIK.
PEMBUKTIAN RASIONAL DALAM LOGIKA (ARISTOTELES) DAN MATEMATIKA (EUCLID).
LOGIKA: PREMIS MAYOR, PREMIS MINOR, DAN SIMPULAN.
MATEMATIKA (GEOMETRI): DIMULAI DENGAN AKSIOMA TENTANG TITIK, GARIS, BIDANG, DAN SUDUT YANG TIDAK ADA REFERENSINYA DALAM DUNIA NYATA (HUBUNGAN IDE). HUBUNGAN DI ANTARANYA DIDEDUKKSI DARI HUBUNGAN YANG TELAH ADA.


PARADIGMA ILMU
PARADIGMA:
MERUPAKAN SEPERANGKAT KEPERCAYAAN ATAU KEYAKINAN DASAR YANG MENENTUKAN SESEORANG DALAM BERTINDAK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
MERUPAKAN SUATU CITRA YANG FUNDAMENTAL DARI POKOK PERMASALAHAN DARI SUATU ILMU.
MEMBERIKAN KERANGKA, MENGARAHKAN, DAN MENGUJI KONSISTENSI DARI PROSES KEILMUAN.


JENIS-JENIS PARADIGMA ILMU
POSITIVISME
POSPOSITIVISME
KRITIS
KONSTRUKTIVISME
PERBEDAAN KEEMPAT PARADIGMA INI TERLIHAT DARI CARANYA MEMANDANG REALITAS DAN MELAKUKAN PENEMUAN-PENEMUAN ILMU DITINJAU DARI ASPEK: ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGIS.


POSITIVISME
KEYAKINAN DASARNYA BERAKAR PADA PAHAM ONTOLOGI REALISME: REALITAS ADA DALAM KENYATAAN YANG BERJALAN SESUAI DENGAN HUKUM ALAM.
OBJEK DAN PERNYATAAN-PERNYATAAN ILMU PENGETAHUAN HARUS: TERAMATI, TERULANG,TERUKUR, TERUJI,DAN TERAMALKAN.
PRINSIP DASAR: ILMU MERUPAKAN UPAYA MENGUNGKAP REALITAS; HUBUNGAN SUBJEK-OBJEK PENELITIAN HARUS DAPAT DIJELASKAN; DAN HASIL TEMUAN MEMUNGKINKAN UNTUK DIGUNAKAN PROSES GENERALISASI.


POSPOSITIVISME
ONTOLOGIS: BERSIFAT KRITIS BAHWA REALITAS MEMANG ADA DALAM KENYATAAN SESUAI DENGAN HUKUM ALAM, TETAPI SATU HAL YANG MUSTAHIL BILA SUATU REALITAS DAPAT DILIHAT SECARA BENAR (HANYA DENGAN OBSERVASI).
EPISTEMOLOGIS: PENELITI (SUBJEK) DAN REALITAS (OBJEK) TIDAK BISA DIPISAHKAN, BAHKAN BERSIFAT INTERAKTIF.
PENEKANAN BAHWA OBJEKTIVITAS TIDAK MENJAMIN UNTUK MENCAPAI KEBENARAN.


KONSTRUKTIVISME
PIJAKAN MELAKSANAKAN PENELITIAN:
PENGGUNAAN METODE KUALITATIF DALAM PROSES PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA.
MENCARI RELEVANSI INDIKATOR KUALITAS UNTUK MENCARI DATA LAPANGAN.
TEORI YANG DIKEMBANGKAN BERSIFAT MEMBUMI.
KEGIATAN KEILMUAN BERSIFAT NATURAL.
POLA-POLA YANG DITELITI DAN BERISI KATEGORI-KATEGORI JAWABAN MENJADI UNIT ANALISIS DARI VARIABEL PENELITIAN.
PENELITIAN BERSIFAT PARTISIPATIF.


ONTOLOGIS: REALITAS BERSIFAT SOSIAL, KARENA ITU PAHAM INI MENGANUT RELATIVITAS DALAM MEMANDANG SUATU FENOMENA.
EPISTEMOLOGIS: HUBUNGAN ANTARA SUBJEK-OBJEK BERSIFAT SUATU KESATUAN, SUBJEKTIF, HASIL PERPADUAN INTERAKSI KEDUANYA.
METODOLOGIS: PENELITIAN HARUS DILAKUKAN DI ALAM BEBAS SECARA WAJAR UNTUK MENANGKAP FENOMENA APA ADANYA SECARA MENYELURUH TANPA CAMPUR TANGAN DAN MANIPULASI PENELITI.
PENGUMPULAN DATA DENGAN HERMENEUTIK DAN DIALEKTIK YANG DIFOKUSKAN PADA KONSTRKSSI, REKONSTRUKSI, DAN ELABORASI SUATU PROSES SOSIAL.
HASIL: KEBENARAN MERUPAKAN PERPADUAN PENDAPAT YANG BERSIFAT REFLEKTIF, SUBJEKTIF, DAN SPESIFIK MENGENAI HAL TERTENTU.



KRITIS (CRITICAL THEORY)
MERUPAKAN SUATU ALIRAN PENGEMBANGAN KEILMUAN YANG DIDASARKAN PADA SUATU KONSEPSI KRITIS TERHADAP BERBAGAI PEMIKIRAN DAN PANDANGAN YANG SEBELUMNYA.
ONTOLOGIS: MELIHAT REALITAS SECARA KRITIS.
METODOLOGIS: MEDOTE DIALOG DAN KOMUNIKASI DENGAN TRASFORMASI UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN REALITAS YANG HAKIKI.
EPISTEMOLOGIS: HUBUNGAN ANTARA SUBJEK DAN OBJEK TIDAK DAPAT DIPISAHKAN.
MENEKANKAN PADA SUBJEKTIVITAS DALAM MENEMUKAN ILMU PENGETAHUAN.


BALI PUSEH

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Bumi Rumah Kita

  Membaca Ulang Wasudewa Kutumbakam   I   W a y a n   S u k a r m a   Bumi adalah rumah kita bersama. Dunia adalah keluarga kita...